Rabu, 30 Maret 2016

SmadaV (SMA 2 + AntiVirus)

                                         Zainuddin Nafarin




Siapa yang tidak mengenal SmadaV? pasti di setiap PC (personal computer) yang kalian punya kebanyakan terpasang antivirus yang satu ini. Mari baca sekilas menegnai tokoh mencipta antivirus ini.

Zainuddin Nafarin alias STC alias Zai, penemu antivirus lokal Smadav ialah murid Sekolah Menegah Umum 2 Pahandut Palangka Raya, Kalimantan Tengah kelas XI IA 1 yang menciptakan SmadAV pada tahun 2006.

Zainuddin Nafarin menamakannya SmadAV karena SMA Zainuddin Nafarin adalah SMAN-2 Palangkaraya, biasa dipanggil Smada. Jadi, SmadAV=Smada+AV (Smada Antivirus).

Zainuddin Nafarin mengembangkan SmadAV sejak Oktober 2006, hingga akhirnya berhenti di bulan Mei 2007 dan baru dimulai lagi sekarang. dikarenakan pada Mei 2007 Zainuddin akan mengikuti Olimpiade Matematika tingkat Provinsi waktu itu . Dan ia berpikir untuk sementara ia harus berkonsentrasi terlebih dahulu ke Olimpiade. Tetapi karena Zainuddin (kebetulan) lolos lagi sampai tingkat Nasional, mau tidak mau Zainuddin tetap konsentrasi di Olimpiade sampai akhir Oktober 2007. Setelah Olimpiade berakhir, lagi-lagi Zainuddin masih berpikir belum memungkinkan untuk kembali mengembangkan SmadAV, dikarenakan waktu itu Zainuddin kembali harus bersiap untuk menghadapi ujian nasional (karena ia telah duduk di kelas XII). Zainuddin berpikir sejak awal, ia harus bersiap-siap untuk belajar habis-habisan, karena bukan hanya untuk menghadapi UN (yang banyaknya 6 mata pelajaran) tapi juga Tes Masuk Universitas. Setelah semuanya berakhir dan (untungnya) Zainuddin bisa diterima di UGM di Jurusan Matematika, Zainuddin Nafarin pikir saat inilah waktu yang tepat untuk mengembangkan lagi SmadAV.

Sumber : Wikipedia

Sukses sebagai animator

                                                                Rini Sugianto



Rini Sugianto adalah salah satu animator Indonesia yang telah sukses menembus level dunia. Ia pun terlibat dalam animasi yang cukup bergengsi, "The Adventures of Tintin" karya Steven Spielberg dan saat ini sedang mengerjakan post production animation untuk film "The Avengers".

Rini pernah mencicipi menggarap animasi di beberapa studio game. Mulai dari Stormfront (pembuat game Neverwinter Nights), Offset Studio (Project Offset) dan kemudian Blur Studio (yang melahirkan game seperti Dante's Inferno, Halo dll). Sejak Agustus 2010, Rini bergabung dengan Weta Digital di Selandia Baru.

"Tantangan paling besarnya mungkin untuk tetap menghasil(kan) animasi yang bagus. Animation industry ini very competitive, dan saingannya dari mana-mana. Lulusan-lulusan baru dari sekolah-sekolah animasi juga tidak kalah dengan animator yang sudah bekerja bertahun-tahun," ia bercerita.

Kepada para animator di Tanah Air, ia berpesan: "Saya selalu bilang untuk never give up, there's always a way. Terus juga untuk animator-animator: Always ask for critiques. Itu cara paling gampang untuk memajukan skill kita sendiri."

sumber : kompas.com


Jumat, 18 Maret 2016

Sandiaga Uno




Sandiaga Salahudin Uno atau sering dipanggil Sandi Uno, lahir di Rumbai, Pekanbaru 28 Juni 1969 adalah pengusaha asal Indonesia. Sering hadir di acara seminar-seminar, sandi uno yang berdarah Gorontalo ini kerap memberikan pembekalan tentang jiwa kewirausahaan, utamanya pada pemuda.

Sandi uno memulai usahanya setelah sempat menjadi seorang pengangguran ketika perusahaan yang memperkerjakannya bangkrut. Bersama rekannya sandi uno mendirikan sebuah perusahaan dibidang keuangan, PT Saratoga Advisor. Usaha tersebut terbukti sukses dan telah mengambil alih beberapa perusahaan lain.

Pada tahun 2009, sandi uno tercatat sebagai orang terkaya urutan ke-29 di Indonesia menurut majalah forbes. Tahun 2011, forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia. Sandiaga Uno menduduki peringkat ke-37 dengan kekayaan US$ 660 juta.

Sandiaga uno meyakini bahwa keberanian dan optimisme dalam memandang masa depan menjadi kunci pembuka jalan untuk meraih kesuksesan. Selain itu, bangunan jejaring juga harus menjadi perhatian. Meskipun demikian, jejaring relasi hanya menyumbang 30 persen dari kesuksesan. Unsur kesuksesan, menurutnya selebihnya bersumber dari kerja keras dan menjaga kepercayan. Sandi Uno menganggap bahwa hidup harus memiliki target. Tanpa target pencapaian yang ingin diraih akan sulit terwujud.

Menurut Sandi Uno, kegagalan dan kesalahan merupakan keniscayaan dalam berusaha. Tapi ia optimis bahwa kegigihan dalam upaya untuk terus berani mencoba adalah kunci menuju kesuksesan. Apabila terus selalu mencoba untuk belajar dari kesalahan dan kegagalan, maka hal itu akan mengantarkan seseorang pada puncak kesuksesan.

Sandi Uno menyatakan bahwa salah satu strategi penting dalam meraih keberhasilan adalah mencari tahu dan mempelajari apa yang telah dilakukan oleh orang-orang yang telah berhasil meraih kesuksesan. Kuncinya belajar dari pengalaman mereka sampai mampu meraih kesuksesan seperti mereka.

Untuk meraih kesuksesan tersebut seseorang harus memiliki kompetensi, kapasitas, dan kapabilitas yang memadai. Untuk mendapatkannya seseorang senantiasa harus memiliki karakter dan komitmen yang kuat, integritas yang tinggi, tekun, bekerja keras, dan disiplin. Sandi Uno menegaskan bahwa perlu adanya inovasi tiada henti dengan selalu tanggap terhadap perubahan dan terus menerus berusaha menuju perubahan yang lebih baik lagi. Menurutnya, akan lebih bagus lagi apabila seseorang berusaha untuk bisa menjadi seorang role model yang bisa memberikan contoh yang baik dan inspirasi bagi orang lain di sekitarnya.

Sumber : Wikipedia

Minggu, 13 Maret 2016

Sastrawan Indonesiaku


Sapardi Djoko Damono




Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta20 Maret 1940; umur 75 tahun) adalah seorang pujangga berkebangsaanIndonesia terkemuka. Ia dikenal melalui berbagai puisi-puisinya yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer, baik di kalangan sastrawan maupun khalayak umum.

Masa mudanya dihabiskan di Surakarta (lulus SMP Negeri 2 Surakarta tahun 1955 dan SMA Negeri 2 Surakarta tahun 1958). Pada masa ini ia sudah menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang Bahasa Inggris di Universitas Gadjah MadaYogyakarta. Sejak tahun 1974 ia mengajar di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia, namun kini telah pensiun. Ia pernah menjadi dekan di sana dan juga menjadiguru besar. Pada masa tersebut ia juga menjadi redaktur pada majalah "Horison", "Basis", dan "Kalam".

Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Pada tahun 1986 SDD mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga penerima Penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar. Ia menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri.

Sajak-sajak SDD, begitu ia sering dijuluki, telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja menulis puisi, namun juga cerita pendek. Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esei, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola. Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan JuniPada Suatu Hari NantiAkulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkanmusikalisasi terhadapnya. Yang terkenal terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua Ibu").Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya SDD. Berikut adalah karya-karya SDD (berupa kumpulan puisi), serta beberapa esei.

Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi karya SDD dimulai pada tahun 1987 ketika beberapa mahasiswanya membantu program Pusat Bahasa, membuat musikalisasi puisi karya beberapa penyair Indonesia, dalam upaya mengapresiasikan sastra kepada siswa SLTA. Saat itulah tercipta musikalisasi Aku Ingin oleh Ags. Arya Dipayana dan Hujan Bulan Juni oleh H. Umar Muslim. Kelak, Aku Ingin diaransemen ulang oleh Dwiki Dharmawan dan menjadi bagian dari "Soundtrack Cinta dalam Sepotong Roti" (1991), dibawakan oleh Ratna Octaviani.

Beberapa tahun kemudian lahirlah album "Hujan Bulan Juni" (1990) yang seluruhnya merupakan musikalisasi dari sajak-sajak Sapardi Djoko Damono. Duet Reda Gaudiamo dan Ari Malibu merupakan salah satu dari sejumlah penyanyi lain, yang adalah mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Album "Hujan Dalam Komposisi" menyusul dirilis pada tahun 1996 dari komunitas yang sama.

Sebagai tindak lanjut atas banyaknya permintaan, album "Gadis Kecil" (2006) diprakarsai oleh duet Dua Ibu, yang terdiri dari Reda Gaudiamo dan Tatyana dirilis, dilanjutkan oleh album "Becoming Dew" (2007) dari duet Reda dan Ari Malibu. Ananda Sukarlan pada Tahun Baru 2008 juga mengadakan konser kantata "Ars Amatoria" yang berisi interpretasinya atas puisi-puisi SDD serta karya beberapa penyair lain.

Sumber : Wikipedia

Musisi dan Komponisku

Mochtar Embut


Mochtar Embut lahir di Makassar, 5 Januari 1934. Pada usia 5 tahun, Mochtar sudah mulai bermain piano. Empat tahun kemudian ia menciptakan sebuah lagu anak-anak kupu-kupu. Mochtar cenderung belajar bermain piano secara otodidak. Pada usia 16 tahun, ia menyelesaikan karya pertamanya untuk piano. Mochtar sempat mengenyam pendidikan akademis di Fakultas Sastra Universitas Indonesia jurusan Bahasa Perancis. Mochtar enggan belajar ke luar negeri karena alasan yang tidak diketahui. Saat Pranajaya, salah seorang tokoh seriosa Indonesia yang saat itu masih belum menonjol, mendapat kesempatan mengikuti pendidikan musik di Jepang pada tahun 1962. Mochtar menerima tawaran yang sama tapi selalu menolak.

Lagu-lagu Mochtar mencerminkan hidupnya yang sepi, pemalu, dan tak menyukai publisitas. Mochtar lebih memilih menempatkan dirinya dibalik layar suatu acara. Ketika mengikuti festival lagu pop internasional di Jepang tahun 1971, saat ciptaannya With the Deepest Love from Jakarta mendapatt pengghargaan dari panitia, peserta lain baru tahu bahwa pencipta lagu tersebut  ada diantara mereka. Mochtar kemudian bertindak sebagai dirigen orkestra yang memainkan lagu ciptaannya, dan dengan demikian ia menjadi orang Indonesia pertama yang memimpin orkes simfoni Tokyo.

Mochtar dikenal sebagai salah satu komponis seriosa yang tembang karyanya bersifat puitik. Ia dapat mengolah dan memadukan harmoni musik dengan musikalisasi karya puisi. Ia sudah mengubah sajak-sajak dari tokoh-tokoh sastra Indonesia seperti WS Rendra, Chairil Anwar, Usmar Ismail menjadi komposisi musik dan lagu. Mochtar telah menciptakan lebih dari 100 lagu. Banyak diantara lagunya telah menjadi bagian abadi dalam sejarah musik Indonesia, seperti Di Wajahmu Kulihat Bulan, Disudut Bibirmu, dan Tiada Bulan Di Wajah Rawan. Konstribusi musik Mochtar juga mencapai kancah politik dengan menciptakan lagu Mars Pemilu yang digunakan sebagai mars pemilu umum di Indonesia. Kemudian lagu KB yang juga diciptakan oleh Mochtar juga membantu mensukseskan gerakan Keluarga Berencana yang dimulai pada tahun 1970-an. Lagu tersebut menjadi sangat populer dan akhirnya menjadi lagu wajib anak-anak sekolah mulai dari Sekolah Dasar.

Mochtar juga sempat menjadi guru musik di Guruh Soekarnoputra, yang saat itu masih bersekolah di SMA Yayasan Perguruan Cikini.

Mochtar sempat menyeleseikan Kumpulan Lagu Pupoler, sebuah buku yang memuat 27 lagu rakyat Indonesia dan 9 lagu barat.

Pada akhirnya Mochtar tutup usia umur 39 tahun di Bandung Jawa Barat 20 Juli 1973.

Sumber : Wikipedia 

Seniman Dengan Semangat Pejuang


Basuki Abdullah lahir di Surakarta, 27 Januari 1915 adalah seorang maestro pelukis Indonesia. Ia dikenal sebagai pelukis aliran realis dan naturalis. Ia pernah diangkat menjadi pelukis resmi Istana Merdeka Jakarta dan karya-karyanya menghiasi istana-istana negara dan kepresidenan Indonesia. Disamping menjadi barang koleksi dari penjuru dunia.

Bakat melukisnya terwarisi dari ayahnya, Abdullah Suriosubroto, yang juga seorang pelukis dan penari. Sedangkan kakeknya adalah seorang tokoh Pergerakan Kebangkitan Nasional Indonesia yaitu Doktor Wahidin Sudirohusodo. Sejak umur 4 tahun Basuki gemar melukis beberapa tokoh terkenal diantaranya Mahatma Gandhi, Rabrindranath Tagore, Yesus Kristus, dan Krishnamurti.

Pendidikan formal basuki diperoleh di HIS Katolik dan Mulo Katolik di Solo. Berkatt bantuan Pastur Koch SJ, Basuki Abdullah pada tahun 1933 memperoleh beasiswa untuk belajar di Akademik Seni Rupa (Academie Voor Beeldende Kunsten) di Den Haag Belanda, dan menyeleseikan studinya dalam waktu 3 tahun dengan meraih penghargaan sertifikat Royal International of Art (RIA).

Pada masa pemerintahan Jepang, Basuki Abdullah bergabung dalam Gerakan Poetra atau Pusat Tenaga Rakyat yang dibentuk pada tanggal 19 Maret 1943. Di dalam Gerakan ini Basuki Abdullah mendapat tugas mengajar seni lukis. Murid-muridnya antara lain Kusnaidi (pelukis dan kritikus seni rupa Indonesia) dan Zaini (pelukis impresionisme). Selain di Gerakan Poetra, Basuki juga aktif dalam Keimin Bunka Sidhosjo (sebuah pusat kebudayaan milik pemerintah Jepang) bersama-sama Affandi, S.Sudjoyono, Otto Djaya dan Basuki Resobawo.

Di masa revolusi Basuki tidak berada di tanah air yang sampai sekarang belum jelas apa yang melatarbelakangi hal tersebut. Jelasnya pada tanggal 6 September 1948 bertempat di Belanda Amsterdam sewaktu penobatan Ratu Yuliana dimana diadakan sayembara melukis, Basuki berhasil mengalahkan 87 pelukis Eropa dan berhasil keluar sebagai pemenang.

Sejak saat itu dunia mulai mengenal Basuki Abdullah, putera Indonesia yang mengharumkan nama Inonesia. Selama di negeri Belanda, Basuki Abdullah sering kali berkeliling Eropa dan berkesempatan pula memperdalam seni lukis dengan menjelajahi Italia dan Perancis dimana banyak bermukim pelukis dengan reputasi dunia.

Basuki Abdullah banyak mengadakan pameran tunggal baik didlam negeri maupun diluar negeri, antara lain yang dipamerkan di Bangkok (Thailand), Malaysia, Inggris, Jepang, Portugal, Belanda dan negara-negara lain. Lebih kurang 22 negara yang memiliki karya lukisan Basuki Abdullah. Hampir sebagian hidupnya dihabiskan diluar negeri diantaranya beberapa tahun menetap di Thailand dan diangkat sebagai pelukis Istana Merdeka dan sejak tahun 1974 Basuki Abdullah menetap di Jakarta. Hingga akhirnya Basuki meninggal di Jawa Tengah 5 November 1993.

Sumber : Wikipedia

Sabtu, 05 Maret 2016

Dibalik Kesuksesan Suami Ada Istri Hebat

Hamidah Hendrarini
Setia Menemani Teguh Jalankan Amanat Sebagai Rektor



Menjadi istri seorang rektor UPN "Veteran" Jawa Timur selama dua periode dan setia mendukungnya memang bukan waktu yang sebentar. Namun, Hamidah Hendrarini mampu menjadi sosok dibalik kesuksesan itu. Selain sebagai ibu rumah tanggga, dia juga merupakan staff dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

Karir dosen di jurusan Ekonomi Pembangunan tersebut diperoleh setelah dirinya menempuh pendidikan magister jurusan Pengembangan SDM di UNAIR pada tahun 2002. Berarti sudah 11 tahun Hamidah mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan suaminya ketika berada di kampus.
Ibu dengan lima orang anak ini juga menjelaskan, dalam menjalankan perannya sebagai seorang istri dia tidak pernah berhenti mendoakan, mendukung, dan memotivasi apapun yang dilakukan Teguh. "Iya, saya selalu mendoakan bapak dimanapun bapak berada, juga biar bapak diberikan kesehatan lahir dan batin,"ujarnya.

Benar kata pepatah, dibalik kesuksesan suami pasti ada istri yang hebat karena ada sosok wanita yang selalu menemani dan mendukungnya. Begitu juga yang dilakukan Hamidah, kecintaan dan kesetiaannya pada Teguh membuatnya memahami watak suaminya itu. Bahkan ketika Teguh mengalami masalah pun Hamidah akan selalu bersikap tenang, sabar, dan memberikan saran. "Iya, untuk menghadapi bapak apabila bapak lagi ada masalah harus sabar dulu karena bapak ini termasuk orang yang tidak mudah marah. Karena apabila bapak ada masalah atau ada hal yang tidak dia suka kebanyakan dia selalu diam,"kata Hamidah. 

Sumber : Majalah UK Persma UPN "Veteran" Jawa Timur